PEMBANGUNAN DAN MODERNISASI
(Abdul
Kodir , Widyaiswara Madya Kemenag, BDK Bandung)
Pengertian Pembangunan
.
Kata pembangunan di
Indonesia sudah menjadi kata kunci bagi segala hal. Kata Pembangunan secara umun
diartikan sebagai "suatu usaha untuk memajukan masyarakat dan warganya.
Konotasinya sering kali yang dimaksud ialah sebagai kemajuan yang dicapai oleh
sebuah masyarakat dibidang ekonomi"(Arief Budiman,1996,2)
Pengertian diatas bagi rakyat kecil yang
tergusur oleh adanya aktivitas pembangunan,sering kali mempunyai arti
lain:pembangunan merupakan malapetaka yang telah mendamparkan hidup mereka .
Bahkan demi pembangunan itu sendiri penguasa sering membatasi bahkan
memberangus mas media ataupun para pemikir yang kritis terhadap rakyat kecil.
Menurut Sudjana pembangunan :"sebagai upaya
terencana dan sistematis yang dilakukan oleh , untuk dan dalam masyarakat guna
meningkatkan kualitas hidup penduduk dalam semua aspek kehidupan ".(Sudjana,
2001,261). Adapun tujuan pembangunan itu sendiri untuk terjadinya "(a)
peningkatan kualitas hidup dan kehidupan masyarakat (b) pelestarian dan peningkatan
kualitas lingkungan (c) terjabarnya kebijaksanaan dan program pembangunan
".
Menurut Tilaar (1997: 3)ada dua pengertian
yang implisit dalam arti pembangunan. ;Pertama, pembangunan bukanlah
semata-mata untuk mencapai tujuan dan target pembangunan itu sendiri, tetapi
pembangunan diadakkan untuk memperbaiki tarap hidup manusia. Atau dengan kata
lain pembangunan untuk manusia dan bukan sebaliknya manusia untuk pembangunan. Kedua
pembangunan dilaksanakan oleh manusia dan untuk manusia”.
Pengertian pembangunan dapat ditinjau dari
segi sistem dan gerakan. Sebagai sistem pembangunan adalah bagian dari supra
sistem pembangunan nasional. Hal itu Mencakup komponen yang saling berhubungan antara yang
satu dengan lainnya dan berproses untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.Komponen pembangunan mencakup masukan lingkungan , sarana,masukan
mentah, proses serta keluaran. Masukan lingkungan terdiri alas sumber daya
manusia dan sumber daya alam. Masukan sarana meliputi program, fasilitas,
pengelolaan dan Maya. Sedangkan masukan mentah adalah seluruh masyarakat
diwilayah bersangkutan . Masukan proses terdiri atas rangkaian kegiatan semua
komponen yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan. Keluaran merupakan tujuan
sistem, adalah kualitas masyarakat yang lebih meningkat dalam semua aspek
kehidupan serta terbinanya lingkungan yang lestari dan kondusif untuk upaya
pembangunan selanjutnya.
Sebagai gerakan, pembangunan mengandung arti
sebagai usaha sadar, sistematis, dan terarah yang diselenggarakan oleh dan
untuk masyarakat untuk merubah tarap kehidupan masyrakat kearah kehidupan yang
lebih baik. Menurut pengertian ini terkandung makna bahwa masyarakat
bersama-sama melibatkan diri dalam proses perencanan , pelaksanaan,penilaian,
dan tindak lanjut kegiatan pembangunan untuk memenuhi kebutuhan kepentingan
bersama.
Dari uraian tersebut diatas kiranya dapat
diambil kesimpulan, bahwa pembangunan mempunyai banyak pengertian,serta bisa
ditinjau sebagai sistem dan gerakan. Namun pada intinya pembangunan itu sendiri
adalah usaha untuk meningkatkan tarap hidup dan kehidupan masyarakat ,
pembangunan oleh manusia dan dilaksanakan oleh manusia untuk manusia.
Alat Ukur pembangunan
1.Kekayaan rata-rata.
Pertumbuhan ekonomi pertama
tama dipakai sebagai arti pembangunan. Bila suatu masyarakat berhasil mencapai
suatu pertumbuhan ekonomi yang tinggi , maka dapat dikatakan bahwa masyarakat
itu telah berhasil melaksanakan pembangunan. Dengan demikian yang diukur adalah
produktivitas masyarakat negara tersebut setiap
tahunnya . Produktivitas ini diukur oleh
produk nasional bruto (PNB) atau gros national product dan product domestik
bruto ( PDB) atau gros domestic product ( GDP). Karena PNB atau PDB mengukur
basil keseluruhan dari sebuah negara, padahal besar negara/ jumlah penduduknya
berlainan, untuk bisa memperbandingkan diapakai ukuran PNB/kapita atau PDB/
kapita. Dengan itu dapat dilihat berapa produksi rata-rata setiap orang dari
negara yang bersangkutan.
Dengan tolok ukur ini kita dapat
membandingkan negara yang satu dengan yang lainnya. Misalnya sebuah negara yang
mempunyai PNB/Kapita/Tahun sama dengan US $750 dianggap lebih berhasil
pembangunannya dari pada negara lain yang PNB/Kapita/tahunnya US $500.
Dengan demikian pembangunan disini diartikan
sebagai jumlah kekayaan keseluruhan sebuah negara atau bangsa.
2. Pemerataan
Aspek ini digunakan untuk
menghilangkan suatu pandangan bahwa kekayaan yang dimiliki oleh suatu bangsa ,
berarti kekayaan itu merata dimiliki oleh semua penduduknya. Karena boleh jadi
pada sebuah negara ada sekelompok orang atau sebagian kecil masyarakat yang
sangat kaya, tetapi sebagian besar penduduk negara tersebut terdiri dari
orang-orang miskin. Sebab mungkin kemiskinan sebagian besar masyarakat
tertutupi oleh kekayaan yang luar biasa sebagian kecil masyarakat.
Oleh karena itu alat ukur (pemerataan) ini
digunakan dalam ukuran pembangunan suatu bangsa , bukan hanya PNB/Kapita saja.
Secara sederhana pemerataan ini diukur dengan melihat berapa persen dari PNB
diraih oleh 40 % penduduk termiskin, berapa prosen oleh 40 % penduduk kelas
menengah, dan berapa prosen oleh 20 % penduduk terkaya. Jika terjadi
ketimpangan yang luar biasa, misalnya 20 % penduduk terkaya meraih lebih dari
50 % PNB , sedangkan sisanya dibagi antara 80 % penduduknya, ketimpangan antara
orang-orang kaya dan miskin dianggap besar.
Cara lain untuk mengukur ketimpangan
pembagian pendapatan masyarakat adalah dengan indeks gini. indeks ini diukur
dalam angka antara 0 dan I.Bila indeks gini sama dengan 1 , terjadi ketimpangan
yang maksimal. Bila 0 ketimpangan tidak ada, Jadi semakin kecil indeks gini,
semakin kecil ketimpangan pembagian pendapatan dalam masyarakat. Indeks gini
yang lebih besai dari, 0,5 dianggap sebagai ukuran bagi kesenjangan pemerataan
yang tinggi. Kesenjangan yang moderat dicerminkan bila indeks gini yang
diperoleh berkisar antara 0,4 dan 0,5. Sedangkan indeks Gini yang lebih kecil
dari 0,4 dianggap sebagai ukuran bagi kesenjangan pemerataan yang keeil.
3. Kualitas Kehidupan.
Cara lain untuk mengukur
kesejahteraan penduduk sebuah negara adalah dengan menggunakan tolok ukur PLQI
( phisical quality of life index). Alat ini diperkenalkan oleh moris yang
mengukur tiga indikator, Yakni: (1) rata-rata harapan hidup sesudah umur satu
tahun,(2) rata-rata jumlah kematian bayi, dan (3) rata-rata prosentasi buta dan
melek hurup.
Pertama ,ngka 100 diberikan bila rata-rata
harapan hidup mencapai 77 tahun, sedangkan angka 1 diberikan bila rata-rata
harapan hidup hanya mencapai 28 tahun. Kedua angka 100 diberikan bila rata-rata
kematian adalah 9 untuk setiap 1000 bayi; angka 1 bila rata-rata angka kematian
adalah 299. Ketiga , angka 100 diberikan bila rata-rata prosentasi melek
aksara, mencapai 100 % , angka 0 diberikan bila talc ada melek aksara di negara
tersebut. Angka rata-rata dari ketiga indikator ini , yakni harapan hidup,
kematian bayi dan melek aksara, menjadi PQLI yang besarnya antara 0 sampai 100.
Atas dasar ini dapat disusun sebuah daftar urut dari negara-enagar sesuai
dengan prestasi PQLI nya.
Tolok ukur ini tentu saja tidak berarti tanpa
kritik, karena sebenarnya masih banyak indikator yang bisa dimasukan kedalam
indeks ini.
4. Kerusakan lingkungan.
Seringkali terjadi
pembangunan yang dilaksanakan ternyata tidak memiliki daya kelestarian
lingkungan/ alam yang memadai. Sebuah negara yang tinggi produktivitasnya , dan
merata pendapatannya boleh jadi dan bisa saja berada dalam sebuah proses
menjadi miskin. Misalnya karena pembangunan yang berproduktivitas tinggi tidak
memperdulikan lingkungannya. Lingkungan rusak, sumber-sumber alam terkuras
habis .
Oleh karena itu kriteria keberhasilan
pembangunan yang paling baru dimasukan faktor kerusakan lingkungan dimasukan
sebagai paktor yang menentukan. Apalah artinya pembangunan yang
berproduktivitas tinggi, semntara lingkungan juga tercemar , sumber –sumber
alam terkuras habis dan tanpa menyisakannnya untuk dinikmati oleh para anak cucu
kita dikemudian hari.
5. Keadilan sosial dan pembangunan
Faktor keadilan sosial
berfungsi untuk melestarikan pembangunan ini, supaya berlangsung secara terns
menerus. Faktor lingkungan dan faktor keadilan sosial Baling berkaitan. Faktor
keadilan sosial bukab hanya atas pertimbangan moral dimasukan sebagai salah satu
paktor pendukung, tetapi berkaitan erat dengan kelestarian pembangunan juga.
Sebab bila terjadi kesenjangan yang terlalu mencolok antara orang-orang kaya dan
orang miskin, masyarakat akan cenderung rawan secara politis. Pada ahirnya
mungkin Baja terjadi gejolak politik yang bisa menghancurkan hasil dari
pembangunan itu sendiri. Demikian seperti dikatakan Dr. Arief Budiman dalam,
bukunya teori pembangunan dunia ketiga.
Modernisasi dan
Pembangunan
Pembangunan adalah usaha
manusia untuk menyongsong masa depan yang lebih balk dalam segala bidang. Maka
dalam rangka pembangunan itu sendiri modernisasi dalam segala bidang diperlukan
adanya untuk mencapai tahap-tahap pembangunan secara lebih berarti /
signifikan. pembangunan dilaksanakan oleh manusia , berbeda dengan pembangunan
yang dilaksanakan oleh mesin . Mesin dikendalikan oleh manusia untuk
mempercepat pembangunan. Modernisasi sebagai trend dunia abad ini" akan
semakin menghebat pada abad XXI yang dimotori oleh perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi ".(H.A.R Tilaar,1997;97). Kita akui bahwa
modernisasi dengan konotasi baik dan buruknya
berasal dari dunia barat. Dunia timur
dan kebudayaan barat telah
melahirkan ilmu dan kebudayaan. Oleh karena itu pendekatan terhadap modernisasi
itu dilakukan secara interdisipliner , melalui berbagai disilin i1mu. Hal
itudisebabkan karena beragamnya pola pikir yang dikandungnya. Oleh karena itu
"teori modernisasi klasik dipengaruhi oleh pemikiran sosiologi,ekonomi,dan
juga politik.(Suwarsono,Alvin,1994 :12)
Smelser , seorang
sosiolog, mengajukan pertanyaan mengenai : apa pengertian modernisasi ,
bagaimana modernisasi terjadi dan apa perbedaan masyarakat tradisional dan
moderen. Bagaimana prospek modernisasi negara dunia ketiga, dan apa akibat
lebih lanjut dari proses modernisasi.
Menurut smelser modernisasi akan selalu melibatkan diferensiasi
struktural".la menekankan pembagian struktur fungsi masyarakat untuk
menjalankan suatu fungsi yang lebih husus. Dengan adanya diferensiasi
struktural pelaksanaan fungsi akan dapat dijalankan secara lebih efisien.Pada
masa lalu struktur keluarga tradisional memiliki struktur yang rumit. Keluarga
pada waktu selain bertanggung jawba kepada regenerasi, juga terhadap
produktivitas kerja , pendidikan , kesejehteraan, .juga pendidikan agama.
Didalam masyarakat moderen instritusi keluarga telah mengalami diferensiasi
struktural. Dengan cirinya, struktur yang sederhana, berukuran. kecil. Keluarga
moderen tidak lagi menjalankan sernua fungsi yang dijalankan oleh keluarga
masyarakat tradisional . Sebagai gantinya perannya digantikan oleh institusi
lain yang menjalankan tugas secara spesifik . "Setiap lembaga baru yang
terbentuk secara husus menyediakan dan bertangung jawab untuk melaksanakan
tugas tertentu".Namun kritik pada teori ini yaitu masyarakat tradisional
tidak terjadi integrasi dalam pelaksanaan berbagai fungsi, karena fungsi
tersebut dilaksanakan dalam satu unit keluarga . Oleh karena itu dalam teori diferensiasi
struktural ini perlu dibuat lembaga baru, sebagai jembatan untuk menghubungkan
antara pencari -kerja dengan lapangan kerja (ekonomi/ perusahaan), serta
lembaga perlindungan tenaga kerja.
Rostow, seorang ekonom.
mengemukakan ada lima tahap pembangunan
a. Masyarakat Tradisional
b. persiapan Lepas Landas
c. Tahap Lepas Landas
d. Tahap Bergerak Ke Kedewasaan
e. Jaman Konsumsi Masal Yang Tinggi
Bahwa masyarakat berkembang dengan
pertumbuhan linear dari masyarakat tradisional menuju masyarakat yang maju.
Kemudian Coleman, seorang
politikus mengatakan bahwa dieferensi
politik perlu dijalankan bagi suatu komunits maasyarakat, itu menyangkut
pembedaan agama-agama, pembedaan ideologi dengan agama. Yang dimaksud dengan
diferensiasi politik menurut coleman, ialah sebagai proses progresif
(pembedaan)dan upaya spesialisasi atas peran kelembagaan politik pada ahirnya, coleman berpendapat diferensiasi
politik akan membuat terciptanya situasi saling terkait dan tergantung yang
sehat berkesinambungan antar lembaga politik. Selanjutnya Coleman mengatakan
bahwa prinsip kesamaan dan keadilan merupakan etos masyarkat moderen. Usaha
pembangunan politik yang berkeadilan akan membawa akibat peda perkembangan
kapasitas sistem politik. Baginya modernisasi harus dilihat sebagai Usaha
progresif penguatan sistem politik
Pada dasarnya modernisasi
itu tidak sama dengan westernisasi. Modernisasi bisa berlaku umum atau
universal . Bisa diterapkan dibelahan bumi manapun; tidak terbatas oleh ruang
atau paktor geografis . Sedangkan Westernisasi dari pengertian katanya pun
sudah dibatasi oleh paktor geografi, yaitu dari akar kata" west, yaitu
barat / sebelah/ atau bagian barat, sedangkan westernisasi , dari kata westernization,
yang berarti pembaratan ". (M. Echols, et all, 1996, 643)). Atau dengan
kata lain menjadikan sesuatu kebarat-baratan, baik tingkah laku, kebiasaan
ataupun pola pikir dan lainnya.
Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa tidak
semua apa yang datang dari barat bisa diterapkan pada dunia ketiga , terutama
di Indonesia . Artinya ada sebagian yang bisa diterapkan dan ada juga yang
harus dibuang. Hal tersebut trejadi karena perbedaan geograifis, perbedaan
nilai nilai kebudayaan, serta perbedaan nilai-nilai agama .
Yang perlu dilihat sebagai suatu yang harus
ditiru oleh Negara Dunia Ketiga yaitu Dunia barat konsisten dengan investasi
,baik untuk jangka panjang maupun jangka pendek. Hasil hasil keuntungan
komersial dari produksi tidak dihabiskan untuk konsumsi semata, tetapi mereka
tanamkan untuk mengembangkan penelitian yang berkesinambungan, bukan untuk
penelitian itu sendiri, tetapi untuk meningkatkan produksi dan pangsa pasar.
Mencintai dan menghargai ilmu pengetahuan
serta teknologi,dan menempatkannya pada kedudukan yang terhormat dalam
kehidupan. Dunia barat menghargai profesionalisme seseorang ,bukan sekedar
ijazah formal. Hal ini akan menjadikan seseorang sesuai dengan keahliannya
dalam paktor produksi , serta sistem dibangun atas dasar kemampuan seseorang,
bukan atas dasar hubungan kekeluargaan.
Hal lain yang perlu ditiru oleh Dunia ketiga
ialah :, penghargaan terhadap waktu sebagai bagian dari penghargaan terhadap
hidup itu sendiri . Artinya menempatkan waktu sesuai dengan proporsinya,
waktunya bekerja, digunakan untuk bekerja, waktunya istirahat, digunakan
sebaik-baiknya untuk istirahat. Dalam paktor produksi penghargaan terhadap waktu
, justru untuk meningkatkan nilai hasil dari produk itu sendiri , sehingga
produk optimum bisa dicapai untuk mampu bersaing dalam pasar global.
Satu hal yang perlu dicermati ialah, bahwa
pada ahirnya pembangunan atau modernisasi itu adalah pembangunan manusianya.
" Bagaimanapun juga pembangunan harus ditujukan pada pembangunan manusia,
manusia yang dibangun adalah manusia yang kreatif (Arief Budiman, 1996;
14).Modernisasi itu sendiri adalah dalam rangka menciptakan manusia moderen.
Alex inkeles memberikan enam ciri manusia moderen yang mempunyai karakteristik,
diantaranya : bersikap terbuka selalu berkeinginan untuk mencari sesuatu yang baru,
manusia moderen percaya terhadap ilmu pengetalwan termasuk percaya akan mampu
menaklukan alam semesta. Ciri ciri manusia moderen tersebut bisa diterapkan
disetiap negara . " Dengan kata lain kriteria yang digunakan untuk batasan
modernitas .... dapat digunakan untuk menentukan batasan manusia moderen
dinegara lain ( Suwarsono, 2000:30)
Referensi :
1. Amidhan,
Drs.H, Ummat Islam dan Perubahan Zaman,
Multiyasa & Co.Jakarta, 1997.
2. Budiman,Arif,
Dr. Teori Pembangunan Dunia Ketiga,
Gramedia,Jakarta,2000.
3. Sudjana,
D, Pro.Dr. Pendidikan Luar Sekolah,
Falah Production, Bandung, 2001.
4. Tilaar,
HAR, Prof,Pengembangan SDM. Dalam Era
Globalisasi, Grassindo,Jakarta,2001.
5. Tilaar,
HAR, Prof. Pendidikan Kebudayaan dan
Masyarakat Madani Indonesia,PT. Remaja Rosda Karya, Jakarta, 2001
6. Suwarsno,
Et.All .Perubahan Sosial dan Pembangunan,
LP3ES, Jakarta, 1994.